Pendidikanmerupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Namun arti dan makna dari pendidikan jangan diambil sebelah mata saja, karena pada zaman sekarang ini pendidikan seolah-olah berorientasi pada pangkat dan kedudukan serta derajat saja. Bukan nilai esensi dari keilmuan dan penerapan hasil dari pendidikan.
Ceramahbiasanya dilakukan oleh orang-orang untuk menyebarkan ajaran-ajaran kebaikan dalam agama, seperti kiai, ustaz atau ustazah dan lain sebagainya. Ceramah bisa didapatkan ketika seseorang sedang melakukan sholat Jumat, mengikuti majelis taklim, dan kegiatan keagamaan lainnya.
1 Contoh Teks Ceramah Tentang Pendidikan; 2. Contoh Teks Ceramah Tentang Islam; 3. Contoh Teks Ceramah Tentang Moral; 4. Contoh Teks Ceramah Tentang Karakter
PidatoBahasa Indonesia Tentang Etika dalam Bermedia Sosial. Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt yang telah memberi kita nikmat yang tak terhingga, terutama nikmat iman dan Islam serta kesehatan badan sehingga masih dapat beraktivitas dalam meniti jalan ketaqwaan. Shalawat beserta salam semoga senantiasa
Contohpidato bahasa jawa tentang narkoba, contoh pidato bahasa jawa tentang pendidikan, contoh bahasa jawa tentang kebersihan, contoh pidato bahasa jawa tentang perpisahan, contoh pidato bahasa jawa tentang kesehatan, dll. Dari mulai contoh yang pertama hingga akhir silahkan bisa dijadikan untuk referensi bagi yang membutuhkan.
Bersabda "Carilah ilmu walau ke negeri cina. (HR.Ibn Ady dan Baihaqi) Hadirin sekalian yang berbahagia . Baca juga Mengenal Kisah Singkat Nasab Rasulullah. Banyak jalan yang di tempuh dalam mencari ilmu.Ada yang mencari ilmu dengan mendegarkan ceramah agama (pengajian-pengajian), ada yang mencari ilmu lewat membaca buku-buku, ada yang
zqdNIAH. JAKARTA – Dalam ajaran Islam, setelah seseorang meninggal dunia, dia akan mengalami kehidupan di alam kubur sebelum terjadi kebangkitan pada Hari Kiamat. Tentang kehidupan para nabi dalam alam kubur, ada beberapa hadits yang memberikan beberapa informasi tentang hal tersebut. Dalam hadits-hadits yang diriwayatkan disebutkan bahwa nabi hidup dengan keadaan yang berbeda di alam kubur. Ia mendapatkan kenikmatan dan keberkahan dari Allah SWT, serta diberikan kemuliaan dan kedudukan yang tinggi. Begitu juga dengan kehidupan para syuhada di alam kubur. Berikut salah satu hadits yang menjelaskan tentang kehidupan para nabi di alam kubur عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اْلأَنْبِيَاءُ أَحْيَاءٌ فِى قُبُوْرِهِمْ يُصَلُّوْنَ "Diriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah SAW bersada Para nabi hidup di kuburannya, mereka melakukan sholat." HR al-Baihaqi dalam Hayat al-Anbiya' fi Quburihim I/72 dan Abu Ya'la No 3425. Terkait status hadits ini para ulama ahli hadits menilai sahih, seperti al-Hafidz Ibnu Hajar. Sedangkan khusus kehidupan orang yang mati dalam peperangan membela agama Allah ST atau para syuhada dijelaskan dalam Alquran sebanyak dua kali, yaitu وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ يُّقْتَلُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتٌ ۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ وَّلٰكِنْ لَّا تَشْعُرُوْنَ Artinya “Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah mereka telah mati. Sebenarnya mereka hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” QS al-Baqarah ayat 154. وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتًا ۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَۙ Artinya “Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki.” QS Ali Imran 169. Namun, penting untuk dicatat bahwa rincian tentang kehidupan nabi di alam kubur bukanlah bagian dari pokok ajaran Islam. Kehidupan di alam kubur adalah bagian dari kepercayaan yang bersifat metafisik dan tidak dapat diketahui secara pasti kebenarannya dalam dunia ini. Baca juga Terpikat Islam Sejak Belia, Mualaf Adrianus Jawaban Atas Keraguan Saya Selama Ini Dalam Islam, fokus utama adalah pada kehidupan di dunia ini dan persiapan untuk kehidupan di akhirat. Oleh karena itu, umat Islam lebih dianjurkan untuk berpegang pada ajaran Islam yang diajarkan Nabi Muhammad SAW selama hidupnya di dunia, seperti menjalankan perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-Nya, beribadah dengan sungguh-sungguh, dan memperbaiki akhlak dan hubungan dengan sesama manusia.
RoomPI - Di momen bersama di bulan suci ramadhan biasa ceramah sangatlah diminati. Hal itu sebagai pemupuk diri atau siraman rohani agar keimanan semakin mantap. Berikut teks Ceramah singkat Tentang Pentingnya Pendidikan yang dikutip dari berbagai sumber, cocok untuk dibawakan di momen-momen kebersamaan. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Marilah kita panjatkan segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesempatan kepada kita semua untuk dapat berkumpul di tempat yang Insya Allah mulia ini dalam keadaan sehat. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, serta sampailah kepada kita selaku umatnya. Baca Juga Ceramah Singkat Tentang Sabar, Cocok Utuk di Acara Bukber Seperti apa yang telah kita ketahui bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting, baik untuk kehidupan pribadi ataupun bagi keluarga, bangsa serta Negara. Akan tetapi yang disayangkan adalah tidak semua orang dapat merasakan pendidikan hingga tingkat pendidikan tinggi. Tentunya anda tahu bahwa sebagian kecil saudara kita di daerah terpencil sangat sulit untuk dapat mengakses pendidikan. Pendidikan sangat sulit mereka dapatkan karena keterbatasan ekonomi serta terbatasnya akses yang memadai. Untuk itu bagi kita yang memperoleh kemudahan untuk merasakan pendidikan, manfaatkanlah dengan sebaik mungkin. Baca Juga Teks Ceramah Singkat Tentang Berperilaku Jujur Pendidikan merupakan salah satu cara untuk menggapai cita-cita. Serta pendidikan juga dapat memutus rantai kemiskinan, sebab kemiskinan kadang erat kaitannya dengan kebodohan. Untuk itu mengingat pentingnya pendidikan bagi kehidupan pribadi maupun kehidupan berbangsa dan bernegara, maka marilah kita siapkan pendidikan setinggi mungkin supaya apa yang kita cita-citakan dapat tercapai. Baca Juga Hukum Sengaja Meluangkan Waktu Untuk Menunaikan Ibadah di Bulan Ramadhan Dalam Al Quran juga disebutkan betapa pentingnya pendidikan, di mana Nabi Muhammad SAW saat itu masih dalam zaman Jahiliyah dan belum bisa membaca. Namun dalam wahyu pertamanya Nabi Muhammad SAW diminta oleh malaikat Jibril untuk membaca dengan ditandai turunya wahyu yakni surat Al-Alaq. "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar manusia dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." QS. Al 'Alaq 1-5. Terkini
- Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang ceramah singkat tentang pendidikan beserta jugaCeramah Singkat tentang Zina Beserta Dalilnya Ceramah Singkat Perintah Takwa Berikut ini contoh ceramah singkat tentang pendidikan beserta warahmatullahi wabarokatuhSegala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada satu pun makhluk yang di luar ilmu-Nya. Allah SWT Maha Mengetahui kepada segala apapun. Sholawat dan salam semoga senantiasa kita lantunkan kepada Baginda Rasulullah Saw. Juga kepada keluarganya dan para sahabatnya. hadirin. Pendidikan merupakan salah satu poros kehidupan. Seseorang bisa hidup di dunia ini karena adanya ilmu dan pendidikan. Kehidupan dunia bisa berkembang karena ilmu dan pendidikan. Nabi Sulaiman as bisa menguasai dunia karena dianugerahi ilmu oleh Allah hadirin. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw yang artinya "Barang siapa yang menginginkan dunia maka dia harus memiliki ilmu. Barang siapa menginginkan akhirat maka dia harus memiliki ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan dunia dan akhirat maka ia harus memiliki ilmu".Para hadirin. Allah SWT sudah menganugerahkan kepada kita alat-alat untuk kita bisa menjadi orang yang berpendidikan. Mari simak lantunan ayat suci Al-Qur'anقُلْ هُوَ الَّذِيْۤ اَنْشَاَكُمْ وَجَعَلَ لَـكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْــئِدَةَ ۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ"Katakanlah, "Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani bagi kamu. Tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.""Betapa besarnya ni'mat yang dianugerahkan Allah dengan memberikan kita pendengaran, penglihatan, hati, dan pikiran. Karena dengan hal-hal tersebut lah kita dapat menyerap ilmu melalui dari pada itu, pendidikan terbaik adalah pendidikan yang berkaca pada metode-metode yang diserap dari Al-Qur'an. Misalnya, Nabi Ibrahim as pernah dikisahkan berkelana dan menemukan kampung-kampung yang menyekutukan Allah. Ada yang menyembah bulan, ada yang menyembah bintang, dan ada yang menyembah matahari. Nabi Ibrahim as berdasarkan penelitian itu menyimpulkan bahwa Tuhan yang sebenarnya adalah yang menciptakan bulan, bintang, dan matahari. Sebagian orang menyebut bahwa apa yang dilakukan Nabi Ibrahim as adalah metode pengamatan dalam hadirin. Maka dari itu mari kita manfaatkan anugerah Allah SWT tadi untuk mencari ilmu dan menyerap semua pendidikan demi terciptanya kehidupan yang berbahagia dengan didasari keimanan dan kita semua dipertemukan tidak hanya di dunia saja melainkan nanti di akhirat di surga Allah SWT. warahmatullahi wabarokatuhSekian saja contoh ceramah singkat tentang pendidikan beserta dalilnya. Semoga bermanfaat.
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Persis KH Jeje Zaenudin menuliskan salah satu tema khutbah Jumat yang bisa dibacakan oleh khatib. Temanya adalah tentang Pendidikan Islam Bagi Generasi Milenial. Berikut ini teks khutbahnya Ma’asyaral Muslimin Sidang Jumat berganti tahun semakin jauh kita meninggalkan masa kenabian dan semakin dekat kita kepada masa berakhirnya kehidupan semesta. Suka ataupun tidak itulah sunnatullah yang pasti berlaku. Sebagaimana siang dan malam dipergilirkan, zaman datang dan pergi silih berganti, seperti itu pula umat manusia. Generasi demi generasi menusia datang silih berganti untuk berkompetisi memperlihatkan karyanya yang terbaik di muka bumi. Dalam perjuangannya mewujudkan tugas kewajiban sebagai hamba-hamba Allah dan khalifah-khalifahnya di muka bumi ini. Allah telah mengingatkan kepada kita dan semua umat manusia pada umumnya,وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ قَوْمِ نُوحٍ وَزَادَكُمْ فِي الْخَلْقِ بَسْطَةً فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ “Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti yang berkuasa sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu daripada kaum Nuh itu. Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ قَرْنٍ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَكُمْ وَأَرْسَلْنَا السَّمَاءَ عَلَيْهِمْ مِدْرَارًا وَجَعَلْنَا الْأَنْهَارَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَأَنْشَأْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ قَرْنًا آخَرِينَ الانعام 6“Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal generasi itu telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain”Pada ayat di atas Allah informasikan bahwa generasi Kaum Ad adalah generasi baru yang datang menggantikan generasi kaum Nuh yang sebagian besarnya binasa dengan bencana banjir dunia. Allah beri keistimewaan kepada mereka memiliki postur tubuh lebih kuat dari generasi sebelumnya. Dan pada ayat yang kedua Allah peringatkan suatu hukum sejarah sebagai ketetapan sunnatullah tentang timbul tenggelamnya, bangkit dan runtuhnya peradaban suatu generasi umat dan bangsa generasi itu terus berlangsung sampai hari kiamat dan sampai hari ini telah sampai pada masa kita dan generasi yang sedang bersiap mengambil alih dan melanjutkan estafeta perjuangan generai sebelumnya yang sedang berlangsung, mereka inilah yang populer disebut generasi Y atau generai Millenial. Berdasarkan klasifikasi dan kategorisasi yang dikemukakan sebagian pakar teori perbedaan generasi, di mana generasi Y atau generasi Milenial adalah generasi yang lahir pada rentang waktu antara 1981 sampai dengan tahun 2000, maka generasi Y adalah generasi yang paling potensial dari segala aspek. Mereka yang berada antara usia 19 tahun hingga 40 tahun mereka yang sedang menapaki jenjang pendidikan tinggi hingga yang sedang memasuki kemapanan dalam karir. Mereka adalah generasi yang paling menentukan kehidupan agama, umat, dan bangsa di masa yang akan datang. Jika mengacu kepada hasil riset Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik yang diterbitkan pada tahun 2018,tentang Profile Generasi Milenial Indonesia jumlahnya mencapai 33,75 persen dari total penduduk Indonesia yang tahun 2019 ini diperkirakan mencapai angka 265 juta jiwa. Maka nasib bangsa ke depannnya akan sangat ditentukan oleh peran dan kiprah mereka itu yang jumahnya lebih dari sepertiga sebuah keniscayaan dan ketetapan sunnatullah, peralihan generasi dan pergantian kepemimpinan di muka bumi termasuk tema yang sering diungkapkan oleh Al-Quran dengan menggunakan terma istikhlaf, pergantian generasi kepemimpinan, sedang generasi para penggantinya disebut dengan khalifah, khulafa, dan khalaif . Sebagai contoh adalah pernyataan Al Qur’an, وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ [النور 55]“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar keadaan mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang tetap kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” An Nur 55 Tetapi yang terpenting diperingatkan oleh Al-Qur’an adalah tentang karakteristik dan kualitas para generasi tersebut. Dimana peralihan generasi dan kepemimpinan tidak selamanya berlangsung linear tetapi seringkali terjadi secara sepiral bahkan regresif. Pada Surat Al A’rof ayat ke 168-169 Al Quran menggambarkan kemunduran yang terjadi pasca peralihan generasi وَقَطَّعْنَاهُمْ فِي الْأَرْضِ أُمَمًا مِنْهُمُ الصَّالِحُونَ وَمِنْهُمْ دُونَ ذَلِكَ وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ .فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ وَرِثُوا الْكِتَابَ يَأْخُذُونَ عَرَضَ هَذَا الْأَدْنَى وَيَقُولُونَ سَيُغْفَرُ لَنَا وَإِنْ يَأْتِهِمْ عَرَضٌ مِثْلُهُ يَأْخُذُوهُ أَلَمْ يُؤْخَذْ عَلَيْهِمْ مِيثَاقُ الْكِتَابِ أَنْ لَا يَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ وَدَرَسُوا مَا فِيهِ وَالدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ “Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan nikmat yang baik-baik dan bencana yang buruk-buruk, agar mereka kembali kepada kebenaran” 168 “Maka datanglah sesudah mereka generasi yang jahat yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini, dan berkata "Kami akan diberi ampun." Dan kelak jika datang kepada mereka harta benda dunia sebanyak itu pula, niscaya mereka akan mengambilnya juga. Bukankah perjanjian Taurat sudah diambil dari mereka, yaitu bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya?. Dan kampung akhirat itu lebih bagi mereka yang bertakwa. Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti?” 169 Secara lebih spesifik disebutkaan oleh Al-Quran pada Surat Maryam ayat 59 bahwa datangnya generasi yang rusak itu adalah generasi yang memilih jalan hawa nafsu dan hedonisme daripada jalan ketaatanفَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti yang jelek yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan,” 19 59Ayat-ayat di atas berbicara tentang peralihan generasi yang meyedihkan. Di mana generasi pendatang tidak mampu menjaga warisan kekayaan kemuliaan yang ditinggalkan nenek moyang mereka yang telah dibangun dengan fondasi dan nilai-nilai wahyu yang dibawa para Nabi mereka yang diungkapkan Al-Quran tentang pergantian generasi dan perubahan karakter serta budaya hidup pada umat-umat terdahulu mengandung pelajaran dan peringatan berharga bagi umat Nabi Muhammad yang dipersiapkan sebagai umat terakhir dari perjalanan umat manusia, dimana karakteristik utamanya adalah tidak ada lagi kepemimpinan para Nabi dan Rasul karena sudah diakhiri dengan wafatya terakhir Nabi Muhammad, mereka terlahir untuk mewarisi nilai-nilai agung itu berupa sumber ajarannya yang ditinggalkan kepada mereka, yaitu kitab Allah dan Sunnah Nabinya. “Aku tinggalkan kepada kalian dua pusaka, yang jika kaian pedomani dengan seuat tenaga, niscaya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitab Alah dan Sunnah Nabinya”.Di sisi lain Al-Quran juga mengingatkan bahwa generasi demi generasi yang lahir dari rahim Umat Islam ini, senantiasa bercampur di tengah mereka tiga kelompok generasi umat yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda kualitasnya. ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar”. Fathir 32Mengacu kepada uraian para mufassir, bahwa kelompok generasi umat Nabi Muhammad yang zhalimun linafsih atau yang “menganiaya diri sendiri” adalah mereka yang meninggalkan kewajiban dan tanggungjawabnya kepada agama dan umat dan sebaliknya senantiasa melanggar apa yang dilarang kepada mereka. Kelompok generasi pewaris yang muqtashid “pertengahan” atau “biasa-biasa saja” adalah mereka generasi yang merasa cukup puas dengan telah mampu menunaikan apa yang menjadi kewajiban pokok pribadi mereka dan meninggalkan apa yang diharamkan agama kepada mereka, tetapi tidak mempunyai kesadaran dan kepekaan terhadap tanggung jawab kolektif mereka sebagai pemimpin umat. Kesalehan mereka baru sebatas mengamalkan pada yang wajib dan meninggalkan yang haram, tanpa dibarengi kegairahan atas tanggungjawab sosial dan kolektif mereka. Sebagaimana belum peduli menghidupkan kebaikan-kebaikan dan pengorbanan yang bersifat sukarela dan pengabdian. Sedang kelompok generasi ketiga diistilahkan oleh Al-Qur’an dengan sebutan “sabiqun bil kaerat”, yaitu generasi pejuang dan pelopor yang semangatnya adalah berlomba dan berkompetisi dalam kebaikan. Kita tentu semua berharap bahwa peralihan generasi itu berpindah dan berlanjut kepada generasi-generasi yang berkelas “sabiqun bil khaerat”, generasi pelopor bukan pengekor, generasi pejuang bukan pemalas, generai pemenang bukan pecundang, generasi yang mampu berkarya bukan yang hanya bercerita, merekalah yang mendapat jaminan Al-Quran bahwa di tangan generasi seperti itulah kajayaan dan karunia Allah yang besar akan dilimpahkan kepada mereka. Namun keberhasilan dan tidaknya membangun generasi milenial yang berkarakter sabiqun bil khaerat kepada kepada kesungguhan mempersiapkannya, mendidik dan membinanya. Kebangkitan generasi para pejuang dan pemenang tentu adalah dipersiapkan bukan kebetulan. Kita menyadari bahwa generasi Y atau generasi milenial tumbuh dan berkembang dengan tanggung jawab, peluang dan tantangan yang berbeda dan bisa lebih berat dari yang dihadapi kita dan yang sebelumnya. Maka tidak mungkin generasi yang hidup dengan zaman dan tantangan yang berbeda dididik dan dipersiapkan dengan cara dan metode tradisisonal yang sudah ketinggalan yang menonjol dari generasi milaenial adalah penguasaanya terhadap teknologi informasi dan media sosial. Dengan kemudahan belajar dan mendapatkan akses informasi dan pengetahuan dengan caranya sendiri melalui teknologi, Sehingga mereka tidak bisa lagi diajari atau didik dengan cara otoriter dan konvensional. Kemudahan akses informasi sangat membantu mempercepat dan mempermudah transfer berita dan pengetahuan, tetapi pada waktu bersamaan peluang untuk mendapat informasi dan pemahaman keagamaan yang sudah terkontaminasi pemahaman yang destruktif bagi nilai-nilai agama, norma dan moral sosial semakin terbuka lebar. Tidak mengherankan jika kemudian generasi milenial menjadi market yang potensial bagi penyebaran berbagai virus perusak pemikiran, akidah, ideologi, hingga perilaku menyimpang. Dari paham intoleran dan terorisme hingga paham sekuler, liberal, bahkan tugas utama generasi tua adalah bagaimana memberi ruang dan kesempatan pendidikan yang layak, patut, dan sesuai dengan kamajuan , tantangan dan peluang zaman yang mereka bersabda, “Ajaklah manusia berbicara dengan kadar akal mereka”. Ali bin Abu Thalib berkata, “Sampaikanlah kepada manusia apa yang bisa mereka pahami, sudikah kalian Allah dan Rasul-Nya didustakan manusia karena kesalahan penyampaian kalian”. Umar mengatakan, “Didiklah anak-anak kalian, karena sesungguhnya mereka akan menghadapi suatau zaman yang berbeda dengan zaman kalian ini”.Maka dengan demikian, yang dibutuhkan sekarang dan seterusnya adalah dakwah dan pendidikan Islam yang senafas dengan perubahan zaman yang media utamanya adalah teknologi informasi dengan konten-konten yang dibutuh semua kalangan manusia dan terutama dapat menjadi bekal bagi generasi Milenial dalam menunaikan tanggungjawab mereka sebagai generasi pengganti yang siap memberi solusi terhadap berbagai problema kehidupan umat manusia, khususnya dalam membangun kejayaan umat dan bangsa Indonesia yang menjadi cerminan Islam sebagai rahmatan lil alamin. Kegagalan dakwah dan pendidikan akan berdampak kegagalan mencetak generasi yang siap dan mampu mengemban amanah sejarah sebagai para pewaris risalah nubuwah akhir zaman yang berakibat kehencuran peradaban umat di masa yang akan datang. Kita tentu berlindung dari kemungkinan buruk seperti lii wa lakum bil qur’anil karim wa naf’ani wa iyyakum bima fihi minal ayati wa zikril hakim. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Majunya peradaban suatu bangsa dipengaruhi oleh sumber daya manusia SDM yang berkualitas, jika SDM nya tidak berkualitas dari berbagai bidang yang ada, dapat dipastikan bangsa tersebut akan tertinggal dari segala aspek kehidupan. Pendidikan sebagai salah satu bidang yang akan mengembangkan kualitas SDM tentunya perlu dipikirkan dengan matang, supaya penyelenggaraan pendidikan yang ada di suatu bangsa bisa memberikan peran dalam membina SDM yang pendidikan yaitu berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang pendidik terhadap seseorang peserta didik agar tercapai perkembangan maksimal yang positif. Usaha itu banyak macamnya. Salah satu diantaranya dengan cara mengajarnya, yaitu mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. Pendidikan merupakan proses sosialisai anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberi warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Adapun pendidikan Islam adalah usaha sadar secara sistematis yang mendorong terjadinya proses belajar dan penyesuaian individu-individu secara terus-menerus terhadap nilai-nilai budaya dan cita-cita masyarakat berdasarkan nilai-nilai Islam. Definisi pendidikan Islam adalah "Proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Islami pada peserta didik melalui penumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya untuk mencapai keseimbangan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya." Tujuan umum pendidikan dan pengajaran dalam Islam ialah menjadikan manusia-seluruh manusia sebagai abdi atau hamba Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Tujuan pendidikan Islam sejalan dengan tujuan diciptakannya manusia yakni mengembangkan pikiran manusia dan mengatur tingkah laku serta perasaannya berdasarkan Islam. Dengan demikian, tujuan akhir pendidikan Islam adalah merealisasikan 'ubudiyah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala di dalam kehidupan manusia, baik individu maupun guru dalam pendidikan Islam sangat penting artinya dalam proses pendidikan, karena dia yang bertanggung jawab dan menetukan arah pendidikan tersebut. Oleh karena itu, orang yang mengajar kebaikan kepada manusia didoakan oleh penghuni langit dan bumi. Ruang lingkup, fungsi, tanggung jawab dan peranan guru dalam pandangan Islam tidak akan beranjak dengan semangat ajaran pendidikan dalam perspektif Islam sangat penting, dan itu tercantum di dalam firman-Nya yang mengisahkan bagaimana Nabi Adam 'Alaihi As-Salam mendapat materi nama-nama dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala"Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama benda semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada Para Malaikat, seraya berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama semua benda ini, jika kamu yang benar!" QS. al-Baqarah [2] 31. Fungsi penegasan kalimat semuanya untuk menyatakan bahwa Allah mengajarkan kepada Adam semua nama, dan tidak ada sesuatu pun yang luput dari itu. Dia yakni Allah mengajar Adam nama-nama benda seluruhnya, yakni memberinya potensi pengetahuan tentang nama-nama atau kata-kata yang digunakan menunjuk benda-benda, atau mengajarkannya mengenal fungsi benda-benda. Author Detya Ayu Nur'aini, Ilham Muhammad Firdaus Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
ceramah tentang pendidikan dalam islam